TERIMA DAN KASIH


Ya, terima kasih. Kata-kata yang umum diucapkan orang-orang. Entah tulus atau tidak. Bisa juga cuma basa-basi. Tapi, terlepas dari itu semua, terima kasih sering diucapkan setelah seseorang merasa ditolong atau dibantu. "Terima kasih, Pak", "Terima kasih, Bu", "Nuhun, Kang", "Matur nuwun, Mbak", "Thank you", dan kata-kata sejenis yang bermakna penghargaan atas bantuan orang lain, yang kita kenal dan yang tidak.


Saya orang bodoh. Saya bukan seperti mereka, orang-orang pinter dengan segudang teori plus pengalaman, yang senang bersembunyi dalam menara gading. Tapi ada baiknya mengikuti kata-kata mereka. Karena orang bodoh adalah orang yang selalu belajar bukan? Lalu kenapa harus malu jadi orang bodoh?


Sorry ngelantur. Jadi begini, kata orang-orang pinter itu, carilah artinya, carilah definisinya sebelum berbicara tentang sesuatu. Oke, karena saya cuma punya KBBI, saya cari disitu. Saya cari arti katanya satu-satu. Terima berarti menyambut; mendapat (memperoleh) sesuatu, sedangkan kasih berarti perasaan sayang. Nah, berdasarkan pemahaman saya (yang bodoh), terima kasih bisa berarti mendapat/memperoleh perasaan sayang.


Bener nggak sih? Kok rasa-rasanya aneh ya. Kok arti terima kasih kayak begitu. Tapi kalau dipikir-pikir bener juga. Kalau kita dibantu atau ditolong orang lain, kita ngerasa apa sih? Ngerasa bersyukur nggak masih ada orang yang mau nolong? Padahal kalau dipikir-pikir ngapain juga orang itu nolong, mending diam saja, pura-pura nggak tahu. Apalagi kalau bukan karena rasa sayang coba? Barangkali koran dan televisi itu salah, ternyata masih banyak orang yang baik, yang masih mau tolong menolong, dan tidak semua orang patut dicurigai sebagai teroris yang akan mengirim paket bom.


Terus saya penasaran. Memangnya kenapa orang-orang masih mau tolong menolong? Di tengah zaman modern yang (kata orang-orang pinter itu) kapitalistik; dimana individualistik merajalela dan semua dilihat secara materi, kok masih ada orang-orang "baik" seperti itu?  Saya juga pernah lihat di televisi, orang-orang di negara "maju" itu justru sibuk sendiri, orang lain kelaparan di jalan nggak dipedulikan, dibiarkan saja. Justru mereka lebih perhatian ke anjing-anjing peliharaannya, dibawa ke salon, didandanin, dikasih makanan mahal, diajak jalan-jalan keliling taman, dan macem-macem lagi. Kok jadi lucu ya, siapa yang majikan siapa yang peliharaan kalau begitu?


Oleh karena itu, saya suka heran sendiri kalau ada orang baik, yang suka saling menolong. Lha, orang-orang di negara maju saja (yang teknologinya canggih-canggih, yang orangnya pinter-pinter, yang kotanya tersusun rapi, nggak kaya disinilah pokoknya) nggak seneng saling tolong kok. Terus sebagian orang disini kok malah sok sok-an membantu dan menolong. Kan jadi lucu. Sebenarnya orang-orang baik itu berasal darimana sih? Luar angkasa?


Sepertinya mereka tidak berasal dari mana-mana. Mereka teman kita juga; orang-orang modern. Dan patutlah kita bersyukur bahwa mereka masih ada di dekat kita, menawarkan bantuan disertai senyum mengembang manis dengan rasa sayang di dada. Indah bukan? Kita tidak begitu saling mengenal, tapi bisa menolong dan membantu. Tidak begitu kenal saja sudah bisa begitu, apalagi kalau sudah kenal dekat? Pasti lebih indah, lebih merekah dan sempurna. Saya bersyukur ternyata cerita tolong menolong bukan hanya milik zaman nabi-nabi dahulu.


Ya, begitulah. Terima kasih. Terima kasih ya kamu. Terima kasih sudah membaca. Maaf kalau mengganggu waktu facebook-an, twitter-an atau blogwalking-nya. Maaf juga kalau kurang bermutu, saya cuma orang bodoh kok. Sekali lagi, terima kasih ya. Terima dan kasih; menerima dan mendapat perasaan sayang.

Ditulis Oleh : Unknown // Minggu, Mei 01, 2011
Kategori:

0 komentar:

 
Diberdayakan oleh Blogger.