Teh manis sudah hadir. Diam dan duduk manis di depan sana. Aku pun bertanya,
"Wahai teh manis, apa yang sedang kau lakukan disana?"
Teh manis berkata, "Aku sedang menjalani kehidupanku sebagai saksi bisu sebuah romansa."
Aku bingung. "Romansa? Romansa apa?"
"Tidakkah
kau sadar apa yang sudah kau lakukan itu adalah sebuah romansa? Dengar,
romansa adalah romansa, bukan dansa dansi, apalagi basa basi. Romansa
adalah hal-hal yang bisa membuatmu begitu bergairah dalam menjalani
berbagai hal, termasuk dalam hal kebinatangan manusia."
"Benarkah?"
"Ya,
benar. Atas nama romansa seseorang tidak mampu mengendalikan nalar yang
dimilikinya. Atas nama romansa seseorang dapat membangunkan si raksasa
hebat yang ada di dalam dirinya. Dan, ini yang paling menyedihkan, atas
nama romansa seorang manusia dapat dipandang lebih hina dari binatang."
Setelah diam sebentar, lalu teh manis melanjutkan,
"Sang
Pencipta Romansa tidak menghendaki hal itu. Ia menciptakan romansa
semata-mata manusia itu selalu haus akan sebuah rasa, tidak lebih."
Terima kasih teh manis. Ucapanmu begitu bermakna, aku terharu mendengarnya. Sekarang, aku akan meminum kau sampai habis. Atas nama romansa!
0 komentar:
Posting Komentar