Terlalu cepat kamu memilih untuk pergi, terlalu cepat keputusan kau ambil tanpa panjang pikir.
Itu bukan cinta. Sebab tak ada getaran sedikit pun di hatimu baginya.
Itu bukan cinta. Sebab tak ada getaran sedikit pun di hatimu baginya.
Kamu bahkan dengan yakin katakan bahwa kamu pun ragu dengan rasa yang
ada dihatimu. Untuknya.
Jalan yang kau ambil adalah jalan putus asa oleh karena sekian lama jalan yang kau tempuh tak pernah kau dapati jalan mulus.
Ini bukan takdir, tapi kamu sendiri yang menghukum dirimu dengan keterpurukan ini.
Kamu terlalu kecewa oleh kehidupan yang menurutmu terlalu bengis dan tak
pernah adil bagimu.
Kamu bahkan berulangkali meminta jawaban ketika
kebingungan baru datang mengantar setengah dirinya padamu.
Ini bukan jawaban atas setiap doa yang setiap hari kau angkat
kepada-Nya..
Ini pelampiasan kemarahanmu atas hidupmu. Atas cintamu.
Atas masa lalumu, atas dendammu.
Kamu tak pernah berpikir atas hari esok apa yang akan terjadi padamu.
Kamu hanya ingin menunjukan pada orang lain bahwa kamu pun bisa. Tapi
kamu tak pernah pikirkan resiko apa yang akan terjadi esok. Kamu hanya
ingin menghibur dirimu saat ini dengan cara itu. Kamu sendiri mungkin
sudah tahu, bahwa esok bisa jadi kamu akan menangis karena telah salah
melangkah.
Ini pelarian. Sebab telah kau tempatkan cintamu pada tempat yang tak
semestinya. Kamu menerimanya dengan lapang dada namun hatimu terus
bertanya-tanya dalam ragu yang bisu tentang semua kenyataan yang saat
ini kamu hadapi. Tak ada kepastian sedikit pun dihatimu akan jalan
panjang ke depan yang akan kau lalui. Dalam doamu bahkan kau masih
bertanya pada Tuhan mana kepastian yang sesungguhnya untukmu.
Sungguh, aku yang di sini tak pernah setega itu membiarkanmu lebih jauh
melangkah menuju arah yang salah. Tapi sampai hari ini pun tak ada yang
bisa kulakukan untuk mencegahmu. Aku bahkan tidak lebih dari noktah yang
mengotori gaun pengantinmu yang sudah kau rancang dengan setengah hati.
Aku tidak lebih dari jamur yang mengotori lintasan karpet beludru yang
kau rentang menuju singgasana yang kau ciptakan dengan terpaksa.
Pada akhirnya, ini keputusanmu. Pilihanmu. Jalan hidupmu. Tak ada alasan
yang tepat untuk memanggilmu kembali ke tempat semula dan memulai lagi
langkahmu pada jalan yang seharusnya.
Pada akhirnya, teruslah melangkah peri kecilku, mungkin memang ini jalan hidupmu. Kosong bukan berarti esok tak akan terisi. Segala sesuatu berawal dari tiada dan menjadi ada.
Pada akhirnya, teruslah melangkah peri kecilku, mungkin memang ini jalan hidupmu. Kosong bukan berarti esok tak akan terisi. Segala sesuatu berawal dari tiada dan menjadi ada.
Semoga kita masih bisa menjadi bulan dan bintang yang tetap bersanding
pada malam gelap dan tetap saling memandang lalu bercengkrama, raga kita
memang tak akan lagi menyatu, namun biarlah cahaya kita masih bisa
menerangi jalan gelap yang lain.
Semoga kamu masih mau menjadi peri kecilku yang selalu terbang dalam
alam mimpiku dan membawaku melintasi segala masalah dengan tersenyum
tanpa ragu dan takut.
Selamat menikmati perjalanan hidupmu, Putrie.…
2 komentar:
Subhanallah,,,, aku dalam keadaan itu... :(
hehehe....
yang sabar brou....
petik hikmah dibalik penomena....
Posting Komentar