Al-qur’an sebagaimana yang kita ketahui, merupakan sumber seluruh ilmu yang merupakan suatu hikmah dari manapun kita memandangnya. Bukti secara empiris dapat kita temukan dalam berbagai macam ilmu pengetahuan, keadaan sosial masyarakat dan juga peradaban bisa terwarnai oleh Al-qur’an, bahkan sains modern yang baru terpecahkan oleh kalangan intelektual telah disindir oleh Al-qur’an belasan abad yang lalu. Ini mencerminkan betapa Al-qur’an adalah satu-satunya sumber hukum secara aktual, yang pengaruhnya bisa dirasakan oleh berbagai kalangan, baik kalangan awam ataupun kalangan cendikiawan.
Pada pembahasan ini, kami bahas tentang pengaruh Al-qur’an terhadap aspek kehidupan manusia sejak alquran itu di turunkan dan kami paparkan pula, bagaimana Al-qur’an menjadi central bagi pengetahuan dan peradaban. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwasannya alquran di turunkan kepada Rasulullah dan terhadap kondisi masyarakat yang bobrok moralnya serta keadaan masyarakat yang terbelakang, namun demikian keadaan masyarakat arab pada waktu itu sudah cukup maju, hal ini disebabkan perdagangan yang sudah cukup terkenal di daerah-daerah jazirah arab, dan juga masyarakatnya pada waktu itu sangat terkenal dalam budaya sastranya, lebih-lebih masyarakatnya sangat menyukai syaur-syair puji-pujian terhadap dewanya atau hanya sebagai ungkapan kekaguman terhadap keindahan alam, ada juga sebagai gambaran dari perjuangan anggota suku yang sangat pemberani.tempat-tempat yang terkenal sebagai pusat-pusat perlombaan syair adalah pasar-pasar perdagangan.
Jadi sangat tidak mengherankan jika mu’jizat terbesar nabi Muhammad adalah Al-quran, dimana Al-quran adalah pedoman hidup bagi manusia yang disajikan dengan status sastra yang sangat tinggi, hal inipun sebagai tandingan terhadap syair-syair yang sudah berkembang pada saat itu,dan realitanya sampai saat ini tidak pernah ada syair yang bisa mengalahkan keindahan sastra alquran ini sebagai hujjah kuat bahwa nabi Muhammad dengan Al-qur’an sebagai pedoman hidup manusia serta aturan itu benar-benar datangnya dari Allah swt sebagai penguasa tertinggi jagad raya ini. Dan juga kitab suci ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia semenjak Al-qur’an itu di turunkan, terutama terhadap ilmu pengetahuan, peradaban serta akhlak manusia, sepanjang sejarah keemasan pada masa islam yang telah banyak menghasilkan karya yang monumental serta menjadi tonggak sumber pengetahuan sampai saat ini adalah karena pengaruh dari kitab suci ini yang menjadi inspirasi serta sumber yang sangat dalam kandunganya.
Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih meyadari bahwa agama islam memiliki khazanah keilmuan yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan untuk menggali alquran sebagai langkah berpijak kita serta merupakan langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita menjadi seorang muslim yang bijak sekaligus intelek amin…………
A.Pengertian Fenomenologis Al-qur’an
Fenomenologis berasal dari kata phenomenon yang mempunyai arti penampakan realitas dalam kesadaran manusia, fakta-fakta dan gejala-gejalanya, peristiwa-peristiwa adat serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat kacamata ilmiah. Dan logos yang berarti penjelasan atau ilmu.
Adapun istilah fenomenologis secara terminologi adalah suatu ilmu penetuan kesimpulan dari adanya gejala, atau arti lain aliran filsafat yang dipimpin oleh Edmun Husserl (1859-1938) tentang manusia dan kesadarannya, manusia yang tahu dan mengalami, atau pengetahuan yang kita miliki hanya pengetahuan yang dapat dicapai oleh kesadaran manusia.
Sedangkan kajian Al-qur’an dilihat dari segi fenomenologis adalah suatu pendekatan pemahaman Al-qur’an yang didasarkan pada sejauh mana Al-qur’an yang notabenenya sebagai sumber utama agama islam mempengaruhi peradaban islam khususnya dan kepada seluruh umat manusia pada umumnya.
B.Pengaruh-Pengaruh Al-qur’an
1. Ideologi
“Katakanlah ( hai Muhammad );dialah Allah yang Maha Esa. Allah adalah tuhan yang kepadanya bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak, dan tidak pula diperanakkan, dan tak ada apapun yang setara dengannya “.(Qs :.Al-ikhlas,1-4)
“Dialah Allah yang menciptakan segala sesuatu.( Qs :Ar-ra’ad ayat 18 )
“Dia (Allah) tidak terjangkau dengan penglihatan mata, namun Dia (Allah) menjangkau semua penglihatan, dan Dialah yang maha lembut lagi maha mengetahui segala kejadian”.(Qs.Al-an’am,103).
Ayat-ayat tersebut secara garis besar menggambarkan aqidah Ilahiyyah (keyakinan tentang ketuhanan) didalam islam. Itulah aqidah paling sempurna yang dapat diterima akal serta aqidah paling sempurna dalam agama.
Alam semesta adalah makhluk (ciptaan Allah), Allah yang menciptanya dan kembali kepada Allah, lenyap dan adanya alam semesta tergantung pada kehendak Allah. Demikianlah seorang muslim mengimani eksistensi tuhan.Akal tidak dapat mencapai tingkat kepercayaan melebihi tingkat kepercayaan yang ada pada agama islam.
Orang-orang zaman dahulu atau sebagian dari mereka berpendapat bulat bahwa tanda-tanda cakrawala seperti matahari, bulan, bintang, dan planet-planet lainnya adalah kekal dan tidak mungkin punah. Mengapa? Karena menurut mereka, semuanya itu berasal dari cahaya, dan cahaya adalah suatu substansi (jauhar) sederhana. Sedangkan substansi sederhana tidak terdiri dari beberapa unsur, karena itu ia tidak akan rusak atau punah.
Akan tetapi, dalam zaman kita dewasa ini kita dapat menyaksikan kenyataan, bahwa semua materi terdiri dari molekul-molekul atom dapat terbelah dan pecah, dan kemudian menjadi sinar atau cahaya,dari sinar atau cahaya itu terbentuklah elemen (anasir) dari elemen terbentuklah materi dan dari materi terbentuklah warna, rupa, tahap, dan keadaan.Semuanya adalah benda pertama atau materi yang dalam aliran filsafat kuno dikatakan sebagai sumber kerusakan dan kehancuran.
Semua agama mempercayai adanya hubungan antara pencipta dan makhluk ciptaannya. Akan tetapi membedakan hubungan antara Al-khalik dan makhluk-Nya dengan hubungan antara sebab dan musabbab yang bersifat materil, atau hubungan mekanik antara pendahuluan dan kesimpulan didalam analogi, sebab-sebab materil-betapapun hebatnya- tidak melahirkan kepercayaan dan tidak pula menimbulkan ketentraman iman dihati manusia
Al-qur’anulkarim dengan tegas menetapkan hubungan antara Alkhalik yang disembah dan makhluk atau para hamba-Nya yang menyembah. Qur’an tegas pula dalam memberikan dorongan kepada manusia supaya menolong diri sendiri, serta percaya kepada kekuatan yang ada pada mereka sendiri. Disamping itu tentu percaya dan bersandar pada kekuatan Ilahi yang diwujudkan dalam do’a dan sholat. Allah tidak menerima orang yang menyia-nyiakan kesanggupan dan kemampuan kerjanya, tetapi bersamaan dengan itu Allah juga tidak melarang hamba-Nya mengharapkan pertolongan kekuatan Ilahi pada saat ia sudah tidak berdaya lagi. Itulah batas terjauh mengenai kesabaran dan harapan yang di berikan oleh agama kepada manusia
2. Sosial
Al-Quran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk bagi umat manusia, Al-Quran diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, tidak di turunkan untuk satu umat atau satu abad, tapi untuk seluruh umat manusia dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaran-ajarannya adalah sama dengan luasnya manusia.
Ajaran-ajarannya begitu luas serta ditujukan kepada umat manusia dalam perikehidupan yang bagaimanapun juga, bagi kaum yang primitif maupun yang peradapannya tinggi. Bagi yang kaya maupun yang miskin, yang pandai atau yang bodoh, dan pokoknya untuk seluruh golongan masyarakat, meliputi segala lapangan kegiatan masyarakat.
Sewaktu Al-Quran di turunkan sekitar empat belas abad yang lalu, di dunia sudah terdapat banyak agama dan kitab yang dianggap suci oleh pengikutnya. Pada masa itu dunia berada pada jurang kehancuran, masa kebodohan yang sering disebut denagan zaman jahiliah (dark age) sehingga dalam hal ini Al-Quran sebagai kitab suci yang dijaga keotentikannya sangat urgen sekali kedudukannya dalam kehidupan.
Agama islam yang dibawa nabi Muhammad SAW yang berisikan undang-undang dari Allah SWT. Yakni Al-Quran telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia terutama bangsa arab dan mengeluarkan dari zaman kebodohan yang gemar menyembah patung menjadi percaya kepada keesaan Allah, hari kebangkitan, hal-hal yang ghaib,dll. Kitab suci Al-Quran benar-benar telah menghidupkan jiwa bangsa arab khususnya dan seluruh dunia umumnya.
Salah satu yang luar biasa dan menarik, seorang umar ibn khattab yang dengan keras menentang islam dapat luluh hatinya dan menyatakan islam hanya dengan membaca salah satu ayat dari alquran. Lalu misalnya lagi ketika perutusan najasi (negus, sebutan raja habsy) yang berkunjung ke madinah, itu terjadi setelah dan rombongan dari mekah hijrah ke madinah. Waktu itu rasullah di hadapan tamu-tamu beliau membacakan surat yasiin, tamu-tamu itu menangis lalu mengikrarkan keislamannya. Mereka bilang: alangkah prsisnya ini dengan yang dulu di turunkan kepada isa.
Pada peristiwa yang lain yaitu seputar surat rasul pada raja negos,rosul mengirim surat kepada raja negos setelah negos memebacanya ia menyuruh ja’far abi thalib untuk membacakan alquran di hadapan para rahib, ja’far memebaca surat maryam, mendengar itu orang-orang menangis dan menyatakan beriman kepada alquran .
Ada satu pengaruh lagi yang menunjol dari alquran, yaitu timbulnya kesadaran akan arti pentingnya disiplin dan ketaatan . islam melalui undang-undang Alloh yaitu Al-Quran meletakkan dasar-dasar umum masyarakat yang mengatur hubungan antara individu dengan individu ,antara individu deangan masyarakat ,antara kelompok masyarakat dengan dengan kelompok lain ,hukum keluarga sampai bernegara .islam pertama mengangkat derajat wanita memeberihak pada wanita ,islam juga ju ga menegakkan ajaran persamaan antara manusia dan memeberantas perbudakan.Al-Quran mengatur tentang HAM (hak asasi manusia ) ,menetapkan adanya keistimewaan yang berbeda-beda diantara manusia ,namun ketidaksamaan itu bukan disebabakan oleh fanatisme ras ,golongan, suku bangsa, ataupun derajat. Dalam hak dan kewajiban semua diatur sama oleh islam (Al-Quran ).
Al-Quran juga menuntut adanya musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan,seperti halnya yang telah dipraktekkan oleh negara dan masyarakat kita yang selalu mengedepankan musyawarah dalam pengambilan keputusan .
Dan perkara lain yang menunjukkan adanya pengaruh Al-Quran dalam kehidupan masyarakat adalah banyaknya halaqoh-halaqoh pengajian Al-Quran dimasyarakat, adanya madrasah-madrasah pendidikan Al-Quran disetiap permulaan dalam sebuah acara seperti pernikahan dll.
3. Sains
Lebih dari satu diadalam Al-qur’an menjelaskan bahwa Allah menundukkan matahari dan bulan bagi manusia. Hal ini memperpanjang harapan mereka dan memenuhi ambisinya dalam menaklukkan ruang angkasa, mendayagunakan energi matahari, serta mencapai bulan, bahkan suatu saat mendarat dimatahari. Allah berfirman
Dan Dia telah menundukkan ( pula ) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar ( dalam orbitnya ) ( Qs.Ibrahim:33 )
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang ditundukkan ( untukmu ) dengan perintahnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda ( kekuasaan ) Allah bagi kamu yang memahaminya .(Qs. An-nahl:12)
Selain berbicara tentang matahari dan bulan, gunung juga disebutkan secara eksplisit dalam kitab suci Al-qur’an sebanyak 39 kali, dan secara implisit dalam 10 ayat lainnya.Dari 49 ayat Qur’an tersebut, 22 diantaranya menggambarkan gunung sebagai “ pasak atau tiang pancang yang memancangkan permukaan bumi kebawah dengan aman serta mengokohkannya agar tidak bergetar sama sekali”. Hal ini lalu tersingkap pada penghujung akhir tahun 1960-an oleh pakar keilmuan dalam kerangka kerja teori lempeng tektonik ( plate tetonics ).
Fakta bahwa kitab suci Al-qur’an yang telah diwahyukan 14 abad lalu yang menggambarkan gunung sebagai pasak menyatakan secara tidak langsung bahwa sebagian besar massa gunung berada dibawah permukaan bumi.Dan ilmu-ilmu bumi modern mempunyai bukti-bukti bahwa akar gunung yang terhunjam dalam, dapat mencapai 15 kali ketinggiannya diatas permukaan darat.Kembali, ayat-ayat Al-qur’an menunjukkan peranan utama gunung sebagai “ stabilisator permukaan bumi agar tidak bergetar sama sekali bersama kita”. Teori ini telah diketahui oleh nabi Muhammad SAW pada 14 abad lalu, sebagaimana sabdanya:
“ tatkala Allah menciptakan bumi, ia bergoyang dan menyentak lalu Allah menstabilkannya dengan gunung”.( Hadits Shoheh riwayat Ahmad/124 )
Bahwa gunung tidak saja merupakan peninggian yang terlihat pada permukaan bumi, tetapi perpanjangannya kebawah didalam lapisan kulit bumi ( dalam bentuk tiang pancang atau pasak ) sangat ditekankan. Baik yang tersembunyi didalam tanah maupun batu, untuk memegang salah satu ujung tenda ke permukaan bumi, maka sebagian besar gunung mestilah tersembunyi didalam lapisan perut bumi. Istilah “ tiang pancang “atau “ pasak” atau “akar” digunakan bagi gunung dijelaskan didalam surat An-naba’ ayat 6dan7.
“ bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan ? dan gunung-gunung sebagai pasak ?.”
Didalam Al-qur’an juga disebutkan proses terjadinya hujan, awan itu bermacam-macam dan sedikit diantaranya adalah awan yang menurunkan hujan menurut pakar observasion ( dengan alat-alat modern ).Salah satu awan tersebut adalah awan tebal ( cumulus clouds ) satu-satunya awan yang terkadang berkembang dengan izin Allah menjadi apa yang disebut dengan awan tebal mengandung hujan ( cumulus rain clouds ).Al-qur’an telah menjelaskan :
“ Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan ….(QS.24:43)
Dalam bab Mu’jam Maqoyis Al-lughoh ( angin mengarak awan, angin mengiringnya secara perlahan ), dan dengan semacam itu,Ibnu manshur berkata pada kitab lisan Al-arab, bahwa Al-jauhari telah menafsirkan :aku mengarang sesuatu, yakni apabila aku mendorongnya dengan perlahan. Ibnu katsir berkata: Allah SWT menyebutkan bahwa Dia mengiring awan dengan kekuasaan-Nya, awal pertama kejadiannya dengan lemah ( perlahan-lahan ), itulah makna kata izjaa’un ( mengarak ). Para mufassirin menetapkan bahwa awan didorong oleh angin sedikit demi sedikit dan itu terjadi pada awal pembentukan (kejadian) awan. Apa yang disebutkan Ibnu katsir itulah para pakar meteorologi menetapkan awal kejadian awan tebal (cumulus clouds).
“…kemudian mengumpulkan antara bagian-bagiannya “(Qs.24:43)
Lafadz yang digunakan pada Al-qur’an ini ( allafa ) yang menunjukkan kepada fase kedua pada sistem pembentukan awan tebal( comulus clouds ) yang dibawahnya mengandung makna ilmiah yang dibuktikan oleh para pakar meteorologi.
Pada fase ini, awan-awan yang berbilang-bilang berkumpul agar menjadi satu awan dan pengumpulan antara awan-awan tersebut menjadikannya sebagai satu wujud awan saja.
Kata allafa menurut:
Ibnu al-jauzi:( menyatukan antara satu bagian dan lainnya )
At-thobari: Allah mengumpulkan air, maknanya bahwa ia mengumpulkan pecahan-pecahannya.
Kemudian menjadikannya bertindih-tindih. Kata ar-rukamaa’u secara etimologi adalah meletakkan sesuatu diatas yang lain (file up).
Al Isfahani berkata: kata al ‘ilfu maknanya adalah berkumpul dengan kokoh dan kata al mu’allifu adalah sesuatu yang dikumpulkan (disatukan) dari bagian-bagian yang bermacam-macam dan diatur dengan baik, mendahulukan sesuatu yang mesti didahulukan and mengakhiri sesuatu yang mesti diakhiri.
Pada fase ini, awan-awan berbilang-bilang berkumpul agar menjadi satu awan danpengumpulan antar awan-awan tersebut menjadikannya sebagai satu wujud awan saja
. “ Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari cela-celanya (QS 24:43)
Kata alwadga (pada ayat tersebut) bermakna hujan, menurut jumhur (mayoritas) mufassirin, Ibnu Katsir berkata makna dari yakhruju min khilalihi adalah keluar dari cela-celanya,inilah yang diisyaratkan oleh ayat tersebut (QS 24:43), yang juga merupakan apa yang telah ditetapkan oleh pakar mereorologi dari fase-fase (prases) turunnya hujan pada awan tebal (cumulus cloud)
Dalam berbagai ayat, Al-Qur’an memberikan indikasi tentang jagat raya dengan segala bagian-bagiannya (langit, bumi, segala benda mati dan mahkluk hidup yang ada, serta serta berbagai fenomena jagat raya lainnya yang multidimensional). Isyarat-isyarat itu menunjukkan bukti ( istidlal ) atas kekuasaan Allah yang tidak terbatas, ilmu dan hikma-Nya yang sangat sempurna dalam menciptakan jagat raya in. Itu semua sebagai hujjah ( argumentasi ) terhadap orang-orang kafir, musyrik dan kaum skeptis, dan sekaligus mengukuhkan hakikat uluhiyah Allah, Rab alm semesta. Atas dasar itulah, maka ayat-ayat Al-Qur,an yang berbicara tentang jagat raya tidak datang lewat berita-berita ilmiah secara langsung, karena dua sebab:
1. Bahwa al-Qur’an pada dasarnya adalah kitab hidayah (petunjuk), akidah, ahklak dan muamalah. Hidayah , aqidah, ahklak dan muamalah itu merupakan bagian dari persoalan yang konsep-konsepsinya yang saleh tidak mungkin bisa dicapai oleh seseorang dengan upaya sendiri.
Tetapi didalam mencapainya manusia senantiasa butuh kepada hidayah robbaniyyah dan wahyu samawi (dari langit).
2. Bahwa mengkaji jagat raya, meneliti sunnatullah yang ada dijagat raya, memfungsikan ilmu pengatahuan dan sunnatullah dalam membangun kehidupan, serta menjalankan kewajiban khalifa dimuka bumi, telah meninggalkan kesulitan bagi ijtihad manusia lewat observasi sistematik dan deduksi dialektik dalam tempo yang cukup lama mengingat kontiunitas Sunnatullah keterbatasan manusia dan watak akumulatif ilmu pengetahuan.
Mu’jizat Al-Qur’an masih terus dikisahkan dan ilmu dari waktu- kewaktu menyingkapkan kepada kita tentang berbagai mu’jizat tersebut. Maha benar Allah dengan firmannya:
‘’Kami akan memperlihatkan kepada mereka tentang bukti-bukti kebesaran kami dan dalam diri meraka sendiri, sehingga jelas bagi mereka bahwa sesungguhnya Al-Qur;an adalah kebenaran’’.(QS 41:53).
‘’Kami telah menurunkan kitab kepadamu yang menjadi penjelasan terhadap segala sesuatu, rahmat dan kabar gembira untuk ummat islam’’.(QS 16:89).
Fakta dan ayat-ayat ini betul-betul diyakini oleh para pendahulu kita dan ilmu menyingkapkan kepada kita salah satu segi keajaiban ilahi dan keajaiban Al-Qur;an dalam ayat-ayat ini. Auf bin Malik bin Abi Auf al-Asyja’i r.a.telah beriman dengan Al-Qur;an Al-Karim dan dengan semua yang telah dibawanya. Diriwayatkan, bahwa pada suatu waktu ia sakit, kepadanya ditanyakan apakah ia akan dirawat. Ia menjawab: “Beri saya air karena Allah telah berfirman :
‘’Dan kami telah menurunkan air yang banyak manfaatnya dari langit …’’.
(QS 50:9).
Beri saya madu karena Allah telah berfirman :
“….Didalamnya terdapat kesembuhan untuk manusia…” (QS 16:69).
Kemudian dia mengatakan supaya diberi minyak zaitun karena Allah SWT telah berfirman:
“Dari pohon zaitun yang banyak manfaatnya.”(QS24:35).
Semua permintaan ini lalu dikabulkan. Ia mencampurkan semua itu dan meminumnya , lalu ia sembu.
Tetapi karena Al-Qur’an itu kalamullah sedangkan yang menciptakan jagat raya adalah Allah dengan segala ilmu hikmah dan kekuasaan-Nya yang mustahil bertentangan dengan realitas penciptan-Nya, maka kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang memaparkan tentang jagat raya dan bagian-bagiannya itu pasti mengandung fakta-fakta ilmia yang baku. Jika kaum muslimin memahami dan memanfaatkan hal itu, niscaya mereka akan menjadi pelopor dalam setiap penemuan ilmiah. Sekurang-kurangnya terdapat 461 ayat kauniyah didalam Al- Qur’an yang membicarakan tentang bumi.
3. Ekonomi
Al-Qur’an diturunkan untuk memberikan hidayah, petunjuk, rahmat dan cahaya. Pada dasarnya inti dari Al-Qur’an adalah mengajarkan aqidah, ibadah dan akhlak ,juga mengandung hukum-hukum secara global. Pertama kali al-Qur,an diturunkan , telah membawa panji-panji keadilan yang mewarnai segala aspek kehidupan, juga dalam bidang bisnis , al-Qur’an menawarkan suatu bursa yang aman dan anti penipuan. Sebagaimana disinggung dalam firman Allah SWT:
‘’Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ( QS. 1:275 ).
Ekonomi islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan, sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syari’at Allah.
Aktifitas ekonomi seperti produksi, distribusi, dan komsumsi ekspor impor ,tidak lepas dari titik tolak ketuhanan dan bertujuan akhir untuk tuhan. Kalau seorang muslim bekerja dalam bidang produksi maka itu tidak lain karena ingin memenuhi perinta Allah. Sebagaimana firman-Nya :
‘’Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu, maka berjalanlah disegala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya dan hanya kepadanyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan’’.
Berbicara tentang kajian sistem ekonomi islam ,pada dasarnya sistem ekonomi islam itu dimulai sejak kedatangan islam itu sendiri yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW dari Allah SWT, utamanya sejak agama islam didukung oleh sebuah negara di kota Madinah. Sungguh sebuah fenomena sejarah menarik, ketika Rasulullah SAW telah sampai ke Madinah, pekarjaan pertama yang beliau lakukan setelah membangun mesjid sebagai gedung ibadah, pendidikan dan pemerintahan adalah membangun sebuah pasar untuk kaum muslimin dengan tujuan melepaskan mereka dari menopoli kaum yahudi dan penguasan mereka terhadap ekonomi kota Madinah, lalu Rasulullah SAW pengatur perdagangan sesuai peraturan-peraturan baru seperti kebebasan dagang, keadilan, pelarangan segala bentuk tipudaya, praktek menopoli , ketepatan timbangan dan segala keburukan sistem perdagangan yang ditumbuhkan oleh kaum yahudi dimana hal itu serupa dengan sistem ekonomi kapitalis modern.
Perbedaan islam dengan materialisme ialah bahwa islam tidak pernah memisahkan ekonomi dengan etika, sebagaimana tidak pernah memisahkan antara ilmu dengan ahlak ,politik dengan etika, perang dengan etika dan kerabat sedarah sedaging dengan kehidupan islam. Islam adalah risalah yang diturunkan Allah melalui rasul untuk membenahi akhlak manusia. Nabi SAW bersabda : “ sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan ahklak mulia “.
Islam juga tidak memisahkan agama dengan negara dan materi dengan spiritual sebagaimana yang dilakukan eropa dengan konsep sekularismenya. Islam juga berbeda dengan konsep kapitalisme yang memisahkan ahklak dengan ekonomi.
Manusia muslim, indifidu maupun kelompok dalam lapangan ekonomi atau bisnis- disatu sisi diberi kebebasan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya,namun disisi lain ia terikat dengan iman dan etika, sehingga ia tidak bebas mutlak dalam menginvestasikan modalnya atau membelanjakan hartanya.
Dalam sejarah ekonomi modern (barat) , era merkantilisme, ajaran negara sebagai pedagang sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai suatu mazhab ekonomi yang sadar akan dirinya sendiri, kerena para tokoh-tokohnya lebih dahulu ahli-ahli politik praktis, ahli-ahli negara dan pedagang –pedagang yang menulis untuk mempertahankan politik yang disukainya atau kepentingan yang meraka perjuangkan. Merkantilisme berkembang di Eropa pada abad ke-16 dan 17, dan tokoh-tokohnya adalah Jean Babtiste Colbert (1619-1683 M), Frederick agung dari Prusia, dan Cromwel dari Inggris, sedangkan aliran Fisiokrasi (abad 18) dengan tokoh-tokohnya Francois Quesnay (1694-1774 M) juga tidak dapat dikatakan sebagai sebuah sistem ekonomi yang utuh, namun sejarah ekonomi baru dapat dikatakan berdiri ditangan Adam Smith (1723-1729 M).
Para pakar ekonomi non muslim mengakui keunggulan sistem ekonomi islam , menurut mereka islam telah sukses menggabunkan etika dan ekonomi, sementara sistem kapitalis dan sosialis memisahkan keduanya.
Menurut J. Perth, kombinasi antara ekonomi dan etika ini bukanlah hal baru didalam islam. Sejak semula islam tidak mengenal pemisahan jasmani dan rohani. Prinsip sekularisme yang dilahirkan kaum protestan dengan resainsnya di eropa tidak dikenal dalam sejarah islam. Sebab, keuniversalan syri’at islam melarang berkembangnya ekonomi tanpa etika. Didalam sejarah islam , kita menemukan praktek- praktek bisnis yang menggabungkan etika dan ekonomi, terutama ketika Al-Qur’an benar-benar dujadikan pedoman utama dalam kehidupan sehari-hari.
Sebenarnya sudah banyak sistem ekonomi yang muncul dalam sejarah ummat manusia. Seperti yang dikenal dalam ekonomi umum , sistem anarkisme,feodalisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, fasisme.Dalam ini nampaknya terdapat kurangnya apresiasi sejarawan barat dalam memandang keberadaan sistem ekonomi islam.
4.Politik
Pengaruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang terangkum didalam Al-qur’an benar-benar merasuk kepada semua aspek kehidupan manusia, tak pelak lagi bidang politik pun juga sangat terpengaruh oleh ajaran ini. Hal ini dapat dilihat dari sejarah, bahwa bangsa arab sebelum islam, hidup bersuku-suku (kabilah-kabilah) dan berdiri sendiri, satu sama lain kadang-kadang saling bermusuhan. Mereka tidak mengenal rasa ikatan nasional, yang ada pada mereka hanya ikatan kabilah.Dasar perhubungan dalam kabilah itu adalah pertalian darah Rasa Ashabiyah ( kesukuan ) amat kuat dan mendalam pada mereka, serhingga bila mana terjadi salah seorang diantara mereka teraniaya maka seluruh anggota-anggota kabilah itu akan bangkit membelanya. Semboyan mereka “tolong saudaramu baik dia menganiaya / teraniaya”.
Sesudah bangsa arab memeluk agama islam kekabilahan itu ditinggalkan dan timbullah kesatuan persaudaraan dan kesatuan agama yaitu kesatuan umat manusia dibawah satu naungan panji kalimah syahadat. Dasar pertalian darah diganti dengan dasar pertalian agama. Demikian bangsa arab yang sebelumnya hidup bercerai berai ,berkelompok. Berkat agama islam mereka menjadi satu kesatuan bangsa, kesatuan umat yang mempunyai pemerintahan pusat dan mereka tunduk kepada satu hukum yaitu hukum Allah dan Rasul-Nya.
Hal ini amat sejalan dengan apa yang diterangkan Al-qur’an ketika awal daulah islam yaitu tepatnya di Madinah, kedaulatan ini seluruhnya dipegang oleh Rasulullah SAW baik pemerintah maupun keagamaan. Dan daulah ini sangat bersifat moral dan tidak ada kaitannya dengan metode konversional tentang pemaksaan oleh negara. Dalam pandangan ini, kepatuhan kepada negara islam semasa nabi bersifat sukarela. Setelah kematian beliau, bagaimanapun juga “otoritas politik yang memiliki kewenangan memaksa tampaknya tidak dapat dihindarkan meskipun itu kepemimpinan dapat terselesaikan dengan adanya kesepakatan yang layak isu-isu lain segera mengantarkan pada perang saudara dan runtuhnya negara ideal”.
Baru pada periode keempat penerus nabi (khulafaurrosyidiin) sebagai suatu periode dimana hanya terdapat sedikit perbedaan antara yang ideal dengan yang nyata. Namun dari keempat kholifah itu, hanya Abu Bakar (tahun 632-634 H) yangmeninggal dunia dengan wajar. Umar ibn Khottob (634-644 H) dibunuh oleh budak kristen milik gubernur Bashroh.yang ketiga adalah usman ibn affan (tahun 644-656 h) terbunuh dan rumahnya dijarah oleh para pemberontak yang menganggap pemerintahannya tiranik.dan yang terahir adalah aliibn thalib (656-661 h) menantu nabi di bunuh dalam perjalananya menuju masjid pada saat masyarakat islam semakin terprcah belah ole perselisihan.
Setelah pemerintahan sayyidina ali inilah puncak pemerintahan berpindah kepada tangan muawiyah dan pusat pemerintahan nya pun berpindah ke damaskus(syiria) ,sedangkan ciri pemerintahan pada saat ini adlah bahwa orang-orang yang duduk dalam pemerintahan adalah cenderung arab oriented,dan lebih menyinkirkan orang yang bukan arab dan pada masa ini pula ilmu pengetahuan berkembang pesat.lambat laun akibat kebijakan yang arab oriented ini memicu timbul nya pemberontakan dari abbasiah dan akhir bani umayah pun hancur dan digantikan oleh bani abbasiah,adapun pusatn pemerintahan berpindah ke bagdad.padsa masa inilah masa keemasan islam yang berlangsung selama 3 abad sampai akhirnya sistem kekholifahan ini berahir dimasa turki usmaniah tepatnya pada masa kekuasaan sultan mahmud II ( abad 18-19 ) pada abad 20 ini muncul pula tradisi untuk memunculkan kembali konsep kekholifahan dengan berbagai cara. Salah satunya muncul di Mesir, Rasyid Ridho seorang reformis mengajukan konsep tentang negara islam diajukan sebagai kesetaraan fungsional dari kekholifahan dan ditempat-tempat lain didunia islam muncul gejala yang sama dari para pemikir-pemikirnya diantara Hasan Al-banna dengan ikhwanul musliminnya sebagai keadaannya Kartosuwiryo dengan Darul Islamnya (DI).
5.Seni dan Budaya
Seni adalah keindahan ia merupakan ekspresi ruh dan budaya manusia yang mengandung dan mengungkapka keindahan. Ia lahir dari sisi terdalam manusia didorong oleh kecendrungan seniman pada yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia, atau fitra yang dianuhgrakan Allah kepada hamba-hambanya.
Adalah merupakan satu hal yang mustahil bila Allah menganugerahkan manusia potensi untuk menikmati dan mengeksfresikan keindahan, kemudian Dia melarangnya. Bukankah islam agama fitrah ? segala yang bertentangan dengan fitrah ditolaknya, dan yang mendukung kesuciannya ditopangnya.
Kemampuan berseni merupan salah satu perbedaan manusia denga mahkluk lain. Jika demikian islam pasti mendukung kesenian selama penampilannya lahir dan mendukung fitrah manusia yang suciitu, dan karena itu pula islam bertemu dengan seni dalam jiwa manusia, sebagaimana seni ditemukan oleh jiwa manusia didalam islam.
Tetapi mengapa selama ini ada kesan bahwa islam menghambat perkembangan seni dan memusuhinya?
Islam dapat menerima semua hasil karya manusia selama sejalan dengan pandangan islam menyankut wujud alam raya ini. Namun demikian wajar dipertanyakan bagaimana sikap satu masyarakat dengan kreasi seninyayang tidak sejalan dengan budaya masyarakatnya ?.
Dalam konteks ini, perlu digaris bawahi bahwa, Al-Qur’an memerintahkan kaum muslimin untuk menegakkan kebajikan, memerintahkan perbuatan ma’ruf dan mencegah perbuatan mungkar.
Ma’ruf merupakan budaya masyarakat sejalan dengan nilai-nilai agama, sedangkan munkar adalah perbuatan yang tidak sejalan dengan budaya masyarakat .
Dari sini, setiap seorang muslim hendaknya memelihara budaya yang ma’ruf dan sejalan denga ajaran agama, dan ini akan mengantarkan mereka untuk memelihara hasil seni budaya setiap masyarakat. Seandainya pengaruh~apalagi yang negetif~dapat merusak adt istiadat serta kreasi seni dari satu masyarakat, maka kaum muslim didaerah itu harus tampil mempertahankan “ma’ruf” yang diakui oleh masyarakatnya, serta membendung setiap usaha~dari manapun datangnya yang dapat merongrong ma’ruf tersebut. Bukankah Al-Qur;an untuk menegakkan ma;ruf?!
Kita dapat menyimpulkan bahwa Al-Qur’an sangat menghargai segala kreasi manusia, termasuk kreasi yang lahir dari penghayatan rasa manusia terhadap seluruh wujud ini, selama kreasi tersebut sejalan dengan fitra kesucian jiwa manusia.
Sedangkan budaya berasal dari bahasa sansekerta yakni budhi { buddhaya adalah bentuk jamaknya } kebudayaan dapat diartikan pikiran dan akal.jadi kebudayaan adalah swegala pikiran dan perilaku manusia secara fungsional dan dis fungsional ditata dalam masyarakatnya .
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa akhir-akhir ini seringkali mterjadi berbagai macam peristiwa yang menurut pandangan islam sangat bertentengan denga apa yang telah digariskan oleh islam .
Di indonesia yangmana penduduknya mayoritas memeluk agama islam dewasa ini serimg kita melihat penduduknya dijakan sebagai langganan oleh orang-orang non islam untuk mengikuti atau menerapkan kebudayaan mereka dikarenakan kelalaian kita sehingga umat islam banyak yang meniru kebudayaan mereka menurut ajaran islam merupakan suatu larangan yang harus kita hindari karena dikhawatirkan akan membawa dampak negatif bagi orang islam .
Kalau kita ingin meneliti lebih mendalam tentang perilaku-perilaku menyimpang , tentu tidak sulit bagi kita untuk mengetahuinya .Cukup dengan mengadakan riset dilimgkungan sekitar kita maka kita pasti akan menemukan hal-hal yang bertentangan ajaran islam, baik dari segi berperilaku, bergaul,berbusana, dan lain-lain.
Dizaman moderen ini dimana oraang –orang bisa melakukan aktifitasnnya dngan mudah, temasuk melakukan apa saja yang ingin dalakukannya ,suatu mi sal dengan adanya komputer manusia dapat mengakses semua yang ada di bumi in I dengan mudah, sehingga mereka mampu menciptakan hal-hal yang baru yang seseuai dengan keinginannya.
Perlu diketahui bahwa semua kemodernan yang telah ditemukan tersebut tidak lain merupakan anugerah dari Allah SWT,oleh karna itu kita wajib mensyukurinya.
Perlu digaris bawahi bahwa budaya asing yang kebanyakan akan merusak moral umat islam sudah merajalela di negara kita, dimana mereka berusaha mentransferkan budaya mereka melalui beberapa cara, diantaranya melalui medi menerapkan budaya mereka sehingga pada saat ini bisa dikatakan bahwa umat islam tidak lagi berperilaku islami, mereka mengaku umat islam tetapi mereka a cetak,medi
ia elektronik,media massa,dan lain-lain.Dengan mudah mereka tidak melaksanakan ajaran islam dan akhirnya kita akan mengalami seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam surat Ar-ruum, ayat 41:
ظهر الفساد فى البر و البحرى بما كسبت ايدى الناس ليذيقهم بعض الذى عملوا لعلهم يرجعون
“Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari(akibat) perbuatan mereka”.
Adalah suatu kemustahilan, jika Al-qur’an adalah hasil rekayasa nabi Muhammad , seperti yang telah dituduhkan oleh musuh-musuh islam, suatu tuduhan yang tidak mempunyai bukti-bukti rasional.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami coba mengulas pengaruh-pengaruh Al-qur’an dalam berbagai aspek kehidupan seperti idiologi, sosial,sains, ekonomi, politik, dan seni budaya, akan tetapi tujuan utama makalah ini ialah kami hanya hendak membuktikan kebenaran Qur’an ,bahwa Al-qur’an benar-benar terbukti sebagai pedoman yang datang langsung dari Allah SWT yang dapat mencakup seluruh bidang kehidupan .
Mungkin jauh dari sempurna pada apa yang telah kami paparkan, namun bukankah baju yang indah berasal dari satu benang yang digabungkan dengan benang-benang yang lain ? dan bukankah angka 10 berasal dari angka 1 yang ditambah angka-angka yang lain?
Kami merasa telah berhasil mencapai maksud yang kami inginkan , jika kami berhasil meyakinkan bahwa masyarakat islam tetap memerlukan akidah dan mereka tidak akan dapat memilih bagi diri mereka sendiri akidah lain yang lebih mudah, lebih longgar, dan lebih baik dari pada akidah yang telah menjadi keyakinan mereka.
0 komentar:
Posting Komentar